- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
PT KONTAK PERKASA - Aksi oknum suporter Indonesia menodai pertandingan perdana putaran
kedua Grup G babak kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Makin
menyakitkan ketika Timnas akhirnya gagal mendapatkan poin setelah takluk
dengan poin tipis 2-3 di tangan Malaysia pada pertandingan yang
berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan,
Jakarta, Kamis, 5 September 2019.
PT KONTAK PERKASA - Kekalahan itu membuat Indonesia langsung menempati dasar klasemen sementara Grup G. Sebaliknya, Malaysia memimpin dipuncak dengan poin 3.
Sejak awal pertandingan, suporter Indonesia yang berada di sektor Selatan memang sudah membuat ulah. Mereka membuat koreografi 3D dengan bertuliskan kata merendahkan.
Seakan tidak puas, saat jeda pertandingan babak pertama, suporter Indonesia yang berada di tribun atas melempari suporter Malaysia yang duduk di tribun bawah mereka, sebelah kanan Kelas I dan media, dengan botol minum kemasan.
Puncaknya, lima menit setelah Malaysia mampu menyamai kedudukan Indonesia menjadi 2-2 di menit ke-66. Ada tiga oknum suporter Indonesia yang langsung masuk ke dalam area lapangan dengan meloncat pagar pembatas. Ketiganya berlari ke arah suporter Malaysia duduk seakan mau menyerang. Petugas pun dengan sigap langsung mengamankan suporter tersebut dan mengeluarkan dari lapangan pertandingan.
Aksi tersebut memicu suporter lain yang berada di tribun Selatan dan Utara juga masuk ke dalam lapangan. Dari tribun atas pun ada yang melempatkan flare ke arah suporter Malaysia. Pertandingan pun dihentikan sementara. Pemain Indonesia bahkan mendatangi para suporter untuk meminta mereka berhenti. Tapi itu tidak diindahkan mereka.
Aksi beransur mereda setelah petugas memperketat pengamanan di depan tribun suporter Malaysia duduk. Pertandingan yang tertunda sekitar 10-15 menit itu pun dilanjutkan.
Setelah peluit panjang dibunyikan wasit tanda pertandingan usai, para suporter Malaysia langsung dikeluarkan dari stadion melalui pintu bawah melewati area lapangan. Tapi mereka tidak bisa keluar dan tertahan di dalam ruangan penghubung menuju ruang preskon stadion cukup lama.
Di luar, para suporter Indonesia ternyata langsung berkumpul di depan pintu masuk VIP Barat. Mereka memenuhi area tersebut sembari menyanyikan yel-yel.
Kekalahan itu sangat sulit diterima oleh pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy. Dia mengaku tidak bisa pura-pura menerima kekalahan menyakitkan ini, padahal mereka memulai permainan dengan bagus.
"Sangat sulit menerimanya. Saya tidak bisa pura-pura karena ini rasanya sakit. Kita memulai paruh pertama dengan bagus, sesuai rencana. Ada tekanan dari lawan, tapi ada jarak yang berhasil dimanfaatkan. Sayang di 15-20 menit terakhir, anak-anak mulai keliatan lelah. Kita mencoba bertahan di lima menit terakhir, tapi satu crossing melukai mereka. Saya ucapkan selamat untuk Malaysia, meski ini sangat sulit untuk mengatakannya," ucapnya.
Dia mengaku sangat sulit untuk mengomentari tentang kelakukan suporter Indonesia. Karena hal itu, menurutnya yang tidak bisa dikontrolnya.
"Tidak perlu mencari alasan, apakah aksi suporter tersebut begitu mengganggu permainan kita. Karena yang terganggu bukan hanya kita, tapi kedua tim. Di babak kedua, ketika kaki pemain mulai lelah, ketika itu pikiran mereka (pemain) pun kena dan fisik pun kena. Lini belakang lalu turun performanya, hingga kita meninggalkan ruang di tengah. Kita coba mencetak gol, tapi itu justru hanya membuat kerenggangan yang menciptakan ruang untuk lawan membuat gol," tuturnya.
Meski kalah, Simon tetap memberikan jempol untuk pemainnya. Dia menilai seluruh pemainnya sudah memberikan apa yang mereka punya di lapangan.
"Dari mereka bisa lari, hingga mereka tidak lari. Bahkan kalau kalian bisa melihat, ketika peluit panjang berbunyi, kelelahan pemain keliatan. Mereka bahkan banyak yang tidak sanggup berdiri," katanya.
"Semua tentu ingin menang, pelatih, pemain, tapi seharusnya apapun hasilnya semua bisa menerimanya. Saya, sebagai Kapten Timnas Indonesia sangat sedih melihat yang dilakukan oknum suporter Indonesia," tuturnya.
Selepas pertandingan, kerusuhan masih terjadi di luar stadion. Tapi kali ini, antara para suporter dan petugas keamanan yang berusaha membubarkan massa dengan menembakan tiga kali gas air mata.
Kerusuhan yang terjadi ini bisa membuat Indonesia di sanksi oleh AFC atau bahkan membatalkan pencalonan Indonesia sebagai calon tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Indonesia sendiri menjadi satu-satunya wakil Asia yang sudah ditetapkan masuk bidding sebagai calon tuan rumah Piala Dunia U-20, dan akan bersaing dengan Peru serta Brasil.
Source : pikiran-rakyat.com
PT KONTAK PERKASA - Kekalahan itu membuat Indonesia langsung menempati dasar klasemen sementara Grup G. Sebaliknya, Malaysia memimpin dipuncak dengan poin 3.
Sejak awal pertandingan, suporter Indonesia yang berada di sektor Selatan memang sudah membuat ulah. Mereka membuat koreografi 3D dengan bertuliskan kata merendahkan.
Seakan tidak puas, saat jeda pertandingan babak pertama, suporter Indonesia yang berada di tribun atas melempari suporter Malaysia yang duduk di tribun bawah mereka, sebelah kanan Kelas I dan media, dengan botol minum kemasan.
Puncaknya, lima menit setelah Malaysia mampu menyamai kedudukan Indonesia menjadi 2-2 di menit ke-66. Ada tiga oknum suporter Indonesia yang langsung masuk ke dalam area lapangan dengan meloncat pagar pembatas. Ketiganya berlari ke arah suporter Malaysia duduk seakan mau menyerang. Petugas pun dengan sigap langsung mengamankan suporter tersebut dan mengeluarkan dari lapangan pertandingan.
Aksi tersebut memicu suporter lain yang berada di tribun Selatan dan Utara juga masuk ke dalam lapangan. Dari tribun atas pun ada yang melempatkan flare ke arah suporter Malaysia. Pertandingan pun dihentikan sementara. Pemain Indonesia bahkan mendatangi para suporter untuk meminta mereka berhenti. Tapi itu tidak diindahkan mereka.
Aksi beransur mereda setelah petugas memperketat pengamanan di depan tribun suporter Malaysia duduk. Pertandingan yang tertunda sekitar 10-15 menit itu pun dilanjutkan.
Setelah peluit panjang dibunyikan wasit tanda pertandingan usai, para suporter Malaysia langsung dikeluarkan dari stadion melalui pintu bawah melewati area lapangan. Tapi mereka tidak bisa keluar dan tertahan di dalam ruangan penghubung menuju ruang preskon stadion cukup lama.
Di luar, para suporter Indonesia ternyata langsung berkumpul di depan pintu masuk VIP Barat. Mereka memenuhi area tersebut sembari menyanyikan yel-yel.
Kekalahan menyakitkan
Dalam laga sarat sejarah dan harga diri tersebut, dua gol Garuda dipersembahkan oleh Alberto Goncalvez di menit ke-12 dan 39. Sementara itu, tiga gol balasan tim negeri jiran datang dari Mohamadou Sumareh di menit ke-37, Syafiq Ahmad menit 66, dan Mohamadou di 90+7.Kekalahan itu sangat sulit diterima oleh pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy. Dia mengaku tidak bisa pura-pura menerima kekalahan menyakitkan ini, padahal mereka memulai permainan dengan bagus.
"Sangat sulit menerimanya. Saya tidak bisa pura-pura karena ini rasanya sakit. Kita memulai paruh pertama dengan bagus, sesuai rencana. Ada tekanan dari lawan, tapi ada jarak yang berhasil dimanfaatkan. Sayang di 15-20 menit terakhir, anak-anak mulai keliatan lelah. Kita mencoba bertahan di lima menit terakhir, tapi satu crossing melukai mereka. Saya ucapkan selamat untuk Malaysia, meski ini sangat sulit untuk mengatakannya," ucapnya.
Dia mengaku sangat sulit untuk mengomentari tentang kelakukan suporter Indonesia. Karena hal itu, menurutnya yang tidak bisa dikontrolnya.
"Tidak perlu mencari alasan, apakah aksi suporter tersebut begitu mengganggu permainan kita. Karena yang terganggu bukan hanya kita, tapi kedua tim. Di babak kedua, ketika kaki pemain mulai lelah, ketika itu pikiran mereka (pemain) pun kena dan fisik pun kena. Lini belakang lalu turun performanya, hingga kita meninggalkan ruang di tengah. Kita coba mencetak gol, tapi itu justru hanya membuat kerenggangan yang menciptakan ruang untuk lawan membuat gol," tuturnya.
Meski kalah, Simon tetap memberikan jempol untuk pemainnya. Dia menilai seluruh pemainnya sudah memberikan apa yang mereka punya di lapangan.
"Dari mereka bisa lari, hingga mereka tidak lari. Bahkan kalau kalian bisa melihat, ketika peluit panjang berbunyi, kelelahan pemain keliatan. Mereka bahkan banyak yang tidak sanggup berdiri," katanya.
Mencoreng Indonesia
Kapten Timnas Indonesia Andritany Ardhiyasa mengatakan kekalahan atas Malaysia ini menyakitkannya, tapi dirinya mengaku lebih sakit lagi ketika melihat kejadian di stadion. Menurutnya apa yang dilakukan oknum suporter timnas sudah sangat mencoreng nama Indonesia."Semua tentu ingin menang, pelatih, pemain, tapi seharusnya apapun hasilnya semua bisa menerimanya. Saya, sebagai Kapten Timnas Indonesia sangat sedih melihat yang dilakukan oknum suporter Indonesia," tuturnya.
Selepas pertandingan, kerusuhan masih terjadi di luar stadion. Tapi kali ini, antara para suporter dan petugas keamanan yang berusaha membubarkan massa dengan menembakan tiga kali gas air mata.
Kerusuhan yang terjadi ini bisa membuat Indonesia di sanksi oleh AFC atau bahkan membatalkan pencalonan Indonesia sebagai calon tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Indonesia sendiri menjadi satu-satunya wakil Asia yang sudah ditetapkan masuk bidding sebagai calon tuan rumah Piala Dunia U-20, dan akan bersaing dengan Peru serta Brasil.
Source : pikiran-rakyat.com
- Get link
- X
- Other Apps