Dollar Lebih Rendah Pasca Dua Hari Penurunan Versus Pound seiring Shutdown

Bloomberg (1/10) – Mata uang dollar tetap berada lebih rendah pasca dua hari penurunan versus pound seiring pemerintahan A.S melesat menuju sebuah shutdown secara parsial dengan tidak adanya sinyal dari kesepakatan di menit terakhir pada munculnya pendanaan.

Mata uang A.S jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada bulan lalu seiring perselisihan antara Senat partai Demokrat dan Majelis partai Republik yang dapat mengancam dapat menghambat pertumbuhan ketika pihak bank sentral menekankan pada pengurangan stimulus, selain itu dollar Australia mendekati level lterendahnya sejak Oktober 2008 versus mata uang pesaingnya dari New Zealand sebelum pertemuan pihak bank sentral dari Negara yang lebih besar untuk memutuskan kebijakan hari ini, sementara itu yen jatuh setelah survey kuartalan Jepang dari Tankan yang mengalahkan estimasi ekonom.


“Mata uang yen, pound sedikit memanjang, mata uang euro memiliki semua keuntungan dari ketidakpastian yang terjadi seiring dengan mata uang tersebur adalah merupakan mata uang cadangan dengan market sektor keuangan yang dapat mengakomodasi berangkat menuju sebuah kualitas” menurut pernyataan dari Andrew Salter, foreign-exchange strategist pada Australia & New Zealand Banking Group Ltd. di Sydney.

Dollar sedikit berubah dilevel harga $1.6186 versus pound pada jam 8:53 pagi di Tokyo setelah jatuh 0.9% selama dua hari terakhir yang kemarin sempat menyentuh level harga $1.6203 per pound, yang terlemah sejak tanggal 3 Januari dan naik 0.1% menuju ke level harga 98.41 yen setelah kemarin menyentuh level harga 97.50, yang terkecil sejak 29 Agustus, sedangkan euro berada dilevel harga $1.3523 dari $1.3527 dan gain sebanyak 0.1% menuju ke level harga 133.09 yen.(tito)