- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
New York, Reuters (21/06) – Pada sesi perdagangan Jumat saham-saham AS
berakhir menguat tipis, dengan Dow dan S&P 500 mengakhiri 2-harinya
dengan pelemahan tajam, meskipun para trader terus resah terhadap
perubahan rencana kebijakan easy money Federal Reserve. (Easy Money
Policy adalah langkah pemerintah untuk menambah jumlah uang yang
beredar. Sebaliknya dikenal dengan Tight Money Policy).
Indeks utama membukukan penurunan mingguan terbesar mereka sejak April, sedangkan Nasdaq turun untuk hari ketiga berturut-turut akibat penurunan tajam harga saham perusahaan perangkat lunak Oracle Corp (ORCL.O). Pasar volatile, Nasdaq jatuh lebih dari 1 persen.
Indeks utama membukukan penurunan mingguan terbesar mereka sejak April, sedangkan Nasdaq turun untuk hari ketiga berturut-turut akibat penurunan tajam harga saham perusahaan perangkat lunak Oracle Corp (ORCL.O). Pasar volatile, Nasdaq jatuh lebih dari 1 persen.
Saham telah merosot sejak Rabu ketika Ketua Federal Reserve Ben Bernanke meninmbang kembali rencana The Fed untuk pembelian aset bulanannya sebesar $85 miliar. S&P tembus di bawah moving average 50-day, berkontribusi 4,6 persen penurunan dari penutupan all-time high-nya pada 21 Mei. Pelemahan ini merupakan yang terbesar sejak penurunan 8,9 persen antara bulan September dan November.
'Banyak investor berpikir bahwa sell-off telah jenuh setelah harga menembus level teknikalnya, tetapi seluruh faktor eksistensial mengantarkan pelemahan (saham),' kata Nicholas Colas, kepala strategi pasar di Grup ConvergEx di New York. 'Orang-orang tidak yakin apa yang akan terjadi dengan kebijakan Fed, tingkat suku bunga atau apa pun. Terlalu dini untuk mengatakan saat ini telah mencapai bottom.'
Untuk minggu ini, Dow turun 1,8 persen, S&P turun 2,1 persen, dan Nasdaq melemah 1,9 persen, merupakan penurunan terbesar mingguan untuk ketiga sejak April dan juga pelemahan minggu keempat dalam lima tahun terakhir. (rf)
- Get link
- X
- Other Apps