Primadona di tahun 2020, emas Antam diproyeksi bisa cetak rekor lagi

 

PT KP PRESS - Emas fisik menjadi primadona investasi sepanjang tahun 2020. Bussines Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono menyebut logam mulia Antam mencetak rekor tertingginya. Kilau harga emas Antam sempat mencapai level Rp 1.065.000 per gram. Pada awal tahun 2020, Siluh mencatat harga emas masih pada kisaran harga Rp 600.000 per gram.

KONTAK PERKASA FUTURES - Tidak jauh berbeda dengan emas Antam, harga emas produksi UBS di PT Pegadaian juga catatkan harga tertinggi sepanjang sejarah. Meski begitu karena perbedaan sertifikasi, harga emas Pegadaian lebih murah. Suluh menyebut emas bisa kembali menjadi perhatian pada tahun 2021 mendatang. Bukan target yang mustahil harga emas akan kembali mencetak rekor di tahun 2021.

PT KONTAK PERKASA - "Tahun depan masih potensial untuk menembus rekor kembali," ujar Suluh kepada Kontan.co.id, Senin (7/12). Meski pun saat ini disebutkan Suluh harga emas sedang terkoreksi, tetapi telah terdapat level psikologis dari emas. Suluh yakin harga emas tidak akan terkoreksi di bawah Rp 900.000 per gram.  Pengerek harga emas salah satunya adalah pandemi virus corona (Covid-19). Sejak Maret 2020 lalu harga emas terus mengalami kenaikan.

PT KONTAK PERKASA FUTURES - "Tahun 2021 faktor itu tak bisa dijadikan pendongkrak harga emas lagi," terang Suluh. Beberapa faktor disampaikan bisa menjaga kenaikan harga emas. Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menetapkan suku bunga rendah dinilai menjadi salah satu faktor penjaga naiknya harga emas. Kondisi global antara China dan AS di masa pemerintahan Joe Biden tahun depan juga akan tetap menarik untuk disaksikan. Suluh menilai Biden tak akan banyak membuat kebijakan frontal.

Namun, Suluh juga menyebut ada faktor yang berpotensi menahan laju harga emas. Gelombang kedua pandemi Covid-19 dinilai bisa menjadi penghambat kenaikan harga emas. "Emas bisa jadi akan terkoreksi tahun depan jika memang ada gelombang berikutnya," jelas Suluh. Selain itu faktor penguatan rupiah atas dolar AS juga menjadi pengaruh atas harga emas. Walau pun begitu Suluh memastikan peluang koreksi harga emas lebih kecil.

Potensi kenaikan harga emas juga diyakini oleh Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra. Hal itu terjadi bila stimulus pemerintah terutama Amerika Serikat gencar dilakukan.  Selain itu berdasarkan rekam jejak 10 tahun terakhir harga emas mengalami kenaikan pada kuartal pertama tiap tahunnya. Meski begitu Ariston menilai investasi emas tidak terlalu menarik ke depan.

"Kalau kondisi stabil tidak terlalu menarik tapai kalau ekonomi sednag terguncang itu menarik," ungkap Ariston. Meski begitu harga emas di Indoensia lebih aman dengan munculnya emas Antam dan Pegadaian yang dicetak dalam ukuran kecil. Hal itu mendorong munculnya permintaan bagi investor baru. Emas ukuran kecil ditambah emas yang liquid makin digandrungi. Oleh karena itu harga emas Antam dan Pegadaian relatif terjaga meski mengalami penurunan karena permintaan yang tinggi.

Source : kontan.co.id