- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
PT KP PRESS - Harga minyak masih betah melemah pada hari ini. Lonjakan kasus virus corona baru di China dan Amerika Serikat (AS) memperbaharui kekhawatiran bahwa pemulihan permintaan bahan bakar bisa terhenti, bahkan ketika kuncian mereda. Mengutip Reuters, Kamis (18/6) pukul 12.00 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 0,9%, atau 37 sen menjadi US$ 40,34 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga minyak Brent turun 25 sen.
KONTAK PERKASA FUTURES - Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juli 2020 turun 1,4%, atau 52 sen ke US$ 37,44 per barel, menambah kerugian 42 sen yang terjadi pada Rabu (17/6). "Pasar terus menyeimbangkan optimisme pembukaan kembali ekonomi dengan gelombang kedua virus," kata Stephen Innes, Market Strategist di AxiTrader. Kekhawatiran tentang rendahnya permintaan bahan bakar kembali naik setelah lonjakan kasus virus corona menyebabkan Beijing membatalkan penerbangan dan menutup sekolah. Lonjakan serupa terjadi di beberapa negara bagian AS, termasuk Texas, Florida dan California.
PT KONTAK PERKASA - Tekanan tambahan bagi minyak bertambah setelah stok minyak mentah AS berada di rekor tertinggi untuk minggu kedua berturut-turut. Padahal di saat yang sama persediaan bensin dan sulingan, yang meliputi diesel dan minyak pemanas turun."Orang-orang khawatir tentang virus corona yang muncul kembali di China dan stok minyak mentah naik," kata Lachlan Shaw, Head of Commodity Research National Australia Bank. Walau harga merosot, tetapi para analis tetap optimistis, bahwa harga minyak akan bergerak dalam rentang US$ 35 hingga US$ 40 per barel.
PT KONTAK PERKASA FUTURES - Ini terjadi karena dukungan setelah OPEC+ sepakat pangkas produksi minyak di level tertinggi hingga Juli 2020. Kepatuhan OPEC + dengan komitmen pengurangan produksi minyak mentah pada Mei adalah 87%, dua sumber OPEC mengatakan pada hari Rabu. Namun, OPEC memperingatkan, dalam laporan bulanan bahwa pasar akan tetap surplus di paruh kedua tahun 2020 bahkan ketika permintaan meningkat. Ini terjadi karena adanya pasokan dari luar OPEC+ sekitar 300.000 barel per hari lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. "Penilaian kasar OPEC" menambah sentimen negatif, ANZ mengatakan dalam sebuah catatan.
Source : kontan.co.id
- Get link
- X
- Other Apps