Harga minyak naik lebih dari US$ 1 menjelang berakhirnya minyak WTI kontrak Juni


PT KP PRESS - Harga minyak mentah melonjak ke level tertinggi lebih dari sebulan perdagangan Senin (18/5). Terangkat oleh pemangkasan produksi berkelanjutan dan tanda-tanda pulihnya permintaan bahan bakar. Mengutip Bloomberg, pukul 8.22 WIB, minyak Brent pengiriman Juli 2020 ke US$ 33,87 per barel atau naik 1,33%. Tertinggi sejak 13 April.

KONTAK PERKASA FUTURES - Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Juni 2020 ke US$ 30,77 per barel atau naik 1,34%.  Tertinggi dalam sembilan minggu atau sejak 16 Maret. Kontrak minyak WTI pengiriman Juni akan berakhir pada hari Selasa (19/5), tetapi ada sedikit tanda WTI mengulangi kejatuhan bersejarah di bawah nol yang terlihat bulan lalu pada malam berakhirnya kontrak Mei di tengah tanda-tanda bahwa permintaan untuk minyak mentah dan bahan bakar pulih.

PT KONTAK PERKASA - Produksi minyak juga turun karena perusahaan-perusahaan minyak Amerika Serikat (AS) memangkas jumlah rig minyak dan gas bumi yang beroperasi ke level terendah sepanjang masa untuk minggu kedua berturut-turut. Kondisi ini sebagian membantu meredakan kekhawatiran tentang titik pengiriman kontrak WTI di Cushing, Oklahoma, kehabisan ruang. Chicago Mercantile Exchange, yang menjadi tuan rumah perdagangan di WTI futures, broker dan United States Oil Fund LP, produk pertukaran yang berfokus pada minyak terbesar di negara itu, semuanya telah mengambil langkah-langkah yang mengurangi posisi terbuka menjelang berakhirnya kontrak WTI.

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Suasana positif diperkuat ketika Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell mengeluarkan pandangan optimistis untuk pemulihan ekonomi akhir tahun ini."Dengan asumsi tidak ada gelombang kedua dari coronavirus, saya pikir Anda akan melihat ekonomi pulih dengan mantap melalui paruh kedua tahun ini," kata Powell pada Minggu malam dalam siaran pers.

Sentimen yang juga mendukung harga minyak adalah pengurangan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia alias OPEC+.  Eksportir utama dunia Arab Saudi mengumumkan pekan lalu bahwa mereka akan memotong tambahan 1 juta barel per hari di bulan Juni. Sementara OPEC + ingin mempertahankan pemotongan minyak yang ada setelah Juni.
Kuwait dan Arab Saudi telah sepakat untuk menghentikan produksi minyak dari ladang bersama Al-Khafji selama satu bulan, mulai dari 1 Juni, surat kabar Kuwait Al Rai melaporkan pada hari Sabtu.

Source : kontan.co.id