Nyaris tembus US$ 1.700, harga emas ke puncak tertinggi


PT KP PRESS - Harga emas hari ini mendaki untuk mencapai puncak tertinggi lebih dari satu bulan terakhir, di tengah kekhawatiran tentang kerusakan ekonomi global dari wabah virus corona baru. Harga emas hari ini di pasar spot naik 0,3% ke posisi US$ US$ 1.694,50 per ons troi pada pukul 21.47 WIB, mencapai puncak tertinggi sejak 9 Maret di US$ 1.697,75 per ons troi. Sementara harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) malah turun 0,6% menjadi US$ 1.742,90.

KONTAK PERKASA FUTURES - "Ada sedikit aksi ambil untung di awal, tetapi harga emas tetap kuat. Bank-bank sentral melakukan segala daya mereka untuk mendukung pasar saham dan ekonomi, yang pada akhirnya akan mengarah pada inflasi," kata Phil Streible, Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures. "Imbal hasil instrumen utang hampir nol, yang meningkatkan permintaan fisik untuk emas dan perak sebagai aset safe-haven," imbuh dia yang berbasis di Chicago, AS, kepada Reuters.

PT KONTAK PERKASA - Inflasi merupakan sentimen positif untuk emas. Karena, emas batangan dipandang sebagai pelindung nilai yang aman ketika tekanan harga naik. Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (9/4) pekan lalu mengumumkan paket stimulus mencapai US$ 2,3 triliun untuk membantu mengatasi wabah virus corona. Krisis telah memaksa 16,8 juta orang AS mengajukan tunjangan pengangguran. Para menteri keuangan Uni Eropa, Kamis (9/4), juga menyetujui dukungan setengah triliun euro untuk ekonomi mereka yang terpukul pandemi virus corona. Tetapi, meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana cara memulihkan keuangan di blok itu yang menuju resesi curam.

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Virus corona telah menginfeksi lebih dari 1,8 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan 113.849 orang. Juga, memaksa negara-negara untuk memperpanjang penguncian dan bank sentral mengumumkan langkah-langkah dukungan guna mengurangi kejatuhan finansial. Indeks saham AS jatuh dengan investor bersiap untuk penurunan dalam pendapatan kuartalan dan tanda-tanda kerusakan jangka panjang dari wabah virus corona terhadap korporasi di negeri uak Sam. "Efek deflasi Covid-19 telah menjadi angin segar bagi emas. Tetapi, tren ini akan berbalik ketika respons kebijakan oleh pemerintah dan bank sentral mengumpulkan daya tarik," kata analis UBS dalam sebuah catatan yang Reuters lansir.

"Dipimpin oleh pelonggaran The Fed, kami sekarang mengharapkan suku bunga AS yang sebenarnya turun lebih dalam ke wilayah negatif dan mungkin bahkan menguji posisi terendah pasca krisis keuangan global 2008," sebut UBS.

Source : kontan.co.id