Timur Tengah bergejolak, harga emas berpotensi tembus US$ 1.600

PT KP PRESS - Gejolak geopolitik yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Iran yang kian panas membuat emas semakin berkilau. Buktinya, harga si kuning terus meroket. Mengutip Bloomberg, Senin (6/1) pukul 21.00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2020 di Commodity Exchange menguat 1,49% ke US$ 1.575,60 per ons troi. Angka ini juga menjadi rekor tertinggi si kuning sejak April 2013.

KONTAK PERKASA FUTURES - Sementara itu, harga emas spot yang diperdagangkan di LME juga naik 1,59% menjadi US$ 1.549,70 per ons troi. Menurut Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya, faktor utama yang membuat emas mencapai rekor tertingginya adalah memanasnya hubungan AS dan Iran usai pembunuhan terhadap Qassem Soleimani di pekan lalu. 

PT KONTAK PERKASA - "Hari ini sentimen menguat setelah Iran mengancam akan menyerang AS menggunakan rudal. Selain itu, kecaman agar AS menarik pasukannya dari Timur Tengah turut menjadi penyebab kenaikan harga emas," jelas dia, Senin (6/1). Tak ayal, dolar AS pun ikut melemah imbas dari sentimen pagi tadi. Alhasil, emas masih bullish terlebih jika ada babak baru dalam ketegangan geopolitik antara AS dan Iran.

PT KONTAK PERKASA FUTURES - "Misalnya AS memberi pernyataan balasan atau Iran membuat pernyataan baru. Sama halnya seperti perang dagang kemarin, setiap komentar dari salah satu negara bisa mempengaruhi harga emas," tambah Andian. Andian memprediksi dalam sepekan, harga emas akan berada di level US$ 1.588 - US$ 1.600 per ons troi. Ia bahkan menyebut, harga si kuning berpeluang menembus level anyar di US$ 1.600 per ons troi. Namun jika mampu ke atas angka tersebut, besar kemungkinan harga emas terkoreksi kembali.

Source : kontan.co.id