- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
PT KP PRESS - Harga gas alam tercatat lesu sepanjang tahun 2019. Sempat mencapai
titik tertinggi US$ 3,59 per MMBtu di 14 Januari, harga gas alam terus
mengalami penurunan. Mengutip Bloomberg, harga gas alam di 2019 turun 26,01% menjadi US$ 2,19 per MMBtu di akhir tahun lalu.
KONTAK PERKASA FUTURES - Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, sebenarnya harga komoditas energi seperti gas alam wajar terkoreksi khususnya mengingat faktor sentimen negatif pasar global. Paling tidak, ada dua sentimen global yang mempengaruhi harga gas alam yang loyo.
PT KONTAK PERKASA - Pertama, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Perang dagang yang terjadi selama hampir 16 bulan memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi menjadi melambat serta harga komoditas termasuk komoditas energi terkoreksi.
“Gas alam mengalami penurunan saat perang dagang karena permintaan tidak ada,” kata dia, Kamis (2/1).
PT KONTAK PERKASA FUTURES - Kemudian, setelah terjadi perang dagang, China mulai mengisolasi diri. Negeri Tirai Bambu ini mengurangi jumlah impor gas alam sehingga permintaan atas komoditas ini turun dan akhirnya menekan harga.
Meski mengalami pelemahan di tahun lalu, Ibrahim optimistis masih ada harapan untuk pertumbuhan harga gas alam tahun ini. Menurutnya, penandatanganan perjanjian perdamaian dagang fase pertama yang terjadi di bulan ini dapat titik terang bagi harga gas alam.
“Adanya perdamaian dagang akan berdampak positif pada komoditas,” tandasnya. Ibrahim memprediksi harga gas akan berkisar di US$ 2,95 per MMBtu tahun ini.
Source : kontan.co.id
KONTAK PERKASA FUTURES - Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, sebenarnya harga komoditas energi seperti gas alam wajar terkoreksi khususnya mengingat faktor sentimen negatif pasar global. Paling tidak, ada dua sentimen global yang mempengaruhi harga gas alam yang loyo.
PT KONTAK PERKASA - Pertama, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Perang dagang yang terjadi selama hampir 16 bulan memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi menjadi melambat serta harga komoditas termasuk komoditas energi terkoreksi.
“Gas alam mengalami penurunan saat perang dagang karena permintaan tidak ada,” kata dia, Kamis (2/1).
PT KONTAK PERKASA FUTURES - Kemudian, setelah terjadi perang dagang, China mulai mengisolasi diri. Negeri Tirai Bambu ini mengurangi jumlah impor gas alam sehingga permintaan atas komoditas ini turun dan akhirnya menekan harga.
Meski mengalami pelemahan di tahun lalu, Ibrahim optimistis masih ada harapan untuk pertumbuhan harga gas alam tahun ini. Menurutnya, penandatanganan perjanjian perdamaian dagang fase pertama yang terjadi di bulan ini dapat titik terang bagi harga gas alam.
“Adanya perdamaian dagang akan berdampak positif pada komoditas,” tandasnya. Ibrahim memprediksi harga gas akan berkisar di US$ 2,95 per MMBtu tahun ini.
Source : kontan.co.id
- Get link
- X
- Other Apps