Pencurian Mobil Dinas di Gedung Sate, Ridwan Kamil Akui Ada Indikasi Keterlibatan Orang Dalam

KONTAK PERKASA FUTURES - Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil menyerahkan penanganan adanya dugaan orang dalam Gedung Sate yang terlibat sebagai dalang pencurian mobil di Gedung Sate kepada kepolisian. Dia pun mengapresiasi kepolisian yang mengendus dugaan keterlibatan orang dalam Gedung Sate.

KONTAK PERKASA FUTURES - "Saya serahkan kepada kepolisian, jangan sampai terulang masalah keamanan di Gedung Sate ini terkendala tindakan-tindakan kriminal yang mungkin dilakukan juga oleh orang-orang yang hapal pola-pola yang ada di Gedung Sate," ujar dia di Gedung Sate, Selasa, 10 September 2019.
Ridwan mengapresiasi kepolisian yang sudah menangkap dan memohon agar betul-betul dicari sampai ke otak konspiratornya. "(Orang dalam?) Belum ada laporan tapi indikasinya ke arah situ," kata dia.

Sudah diamankan

Sebelumnya, polisi berhasil mengamankan HMA (23) yang diduga melakukan pencurian kendaraan dinas milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Peristiwa pencurian itu terjadi pada 2 September 2019 di halaman parkir Gedung Sate. Diduga ada orang dalam yang terlibat dalam aksi kejahatan itu.
Pelaku berinisial HMA itu diamankan di pataran Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, pada 7 September 2019. Pelaku ditangkap berkat kerja same Polrestabes Bandung, Polsekta Bandung Wetan, dan bagian keamanan Gedung Sate.

"Pelaku sudah diamankan, tetapi masih dalam pengembangan. Pelaku ditangkap karena terekam CCTV. Dari rekaman itu, kami bisa mengidentiükasi wajah si pelaku," kata Kapolsekta Bandung Wetan, Komisaris Polisi Budi Triono, Senin, 9 September 2019. Menurut Budi, saat diamankan, pelaku langsung dimintai keterangan dan mengakui perbuatannya. Berdasarkan pengakuan pelaku ternyata dia hanya diperintahkan seseorang untuk melaksanakan aksi tersebut.

”Jedi, katanya dia disuruh oleh orang dalam dan diiming-imingi sejumlah uang untuk melakukan pencurian mobil," ucapnya. Kepolisian kini masih mengembangkan dan melakukan penyelidikan terkait orang dalam tersebut. "Jadi, menurut pengakuannya‚ dia disuruh mengambil mobil dengan pura-pura menjadi ASN. Kemudian pelaku dijanjikan diberikan uang Rp 2 juta oleh yang menyuruhnya tersebut. Setelah mobil diambil, pelat merah di ganti oleh pelaku dengan pelat hitam," katanya.

Menurut Budi, pelaku juga ternyata mengetahui iokasi tempat parkir dan kunci mobil yang menjadi incarannya. Informasi itu diperoleh dari seseorang yang kini telah diketahui identitasnya. "Saat ini masih dalam proses pengembangan untuk mengejar orang yang menyuruh pelaku tersebut," ucapnya.

Source : pikiran-rakyat.com