- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
PT KONTAK PERKASA FUTURES - Pada saat ini, penyebab-penyebab
kematian seseorang meliputi penyakit, kecelakaan, pembunuhan atau sekadar
karena tua. Hal ini bisa berubah seiring dengan adanya perkembangan teknologi
yang tidak hanya mengubah bagaimana cara kita hidup, tetapi juga memunculkan
cara-cara baru untuk mati.
PT KONTAK PERKASA FUTURES - Dilansir dari Futurism, 26 Juli
2019; berikut adalah lima cara futuristik untuk mati di masa depan, menurut
prediksi para ahli:
1. Mendidih dari dalam ketika
pakaian luar angkasa bocor
Di masa depan manusia mungkin akan
bisa berjalan-jalan di luar angkasa dan melakukan spacewalk seperti sedang
snorkeling di Bali. Namun, hati-hati dengan kebiasaan memakai barang-barang
bajakan. Pasalnya jika pakaian luar angkasa bocor ketika Anda berada di ruang
hampa udara, bisa terjadi dekompresi tiba-tiba. Kalau Anda bernapas pada momen
ini, paru-paru Anda bisa robek. Lalu kalaupun paru-paru tidak robek,
berkurangnya tekanan bisa menurunkan titik mendidih cairan tubuh Anda. Dalam
kondisi yang disebut ebulisme ini, tubuh Anda mendidih dari dalam. Cairan di
dalam aliran darah dan jaringan tubuh berubah menjadi uap dan bisa menyebabkan
pembengkakan dan memar, atau munculnya gelembung udara dalam aliran darah yang
menghambat darah menuju jantung dan paru-paru. Kabar baiknya atau buruknya,
tergantung dari mana Anda melihatnya, kekurangan oksigen akan membuat Anda
pingsan dalam waktu 15 detik. Lalu, Anda akan mati dalam waktu satu menit
kemudian.
2. Menghilang begitu saja ketika
simulasi dimatikan
Filsuf Swedia Nick Bostrom pernah
menerbitkan sebuah laporan mengejutkan yang menduga bahwa kita mungkin sedang
hidup dalam sebuah simulasi canggih yang dibuat oleh orang-orang masa depan.
Teorinya didasarkan pada asumsi bahwa di masa depan, kita akan memiliki
komputer super canggih yang bisa menjalankan simulasi nenek moyang. Anda
mungkin sedang menertawakan teori Bostrom. Namun, seperti dilaporkan oleh The
New Yorker, 10 Oktober 2018, banyak orang, termasuk orang-orang paling kaya di
dunia teknologi, mempercayai teori ini dan sedang berusaha untuk mencari cara
mematikan simulasi ini. Jika teori Bostrom benar, kita bisa menghilang begitu
saja bila orang-orang paling kaya di dunia ini berhasil menemukan caranya, atau
sang pemilik simulasi menjadi bosan dan memilih untuk mematikan simulasinya.
3.
Tertusuk gading mammoth yang dihidupkan kembali
Di masa depan, kebun binatang kita
mungkin akan dihuni oleh makhluk-makhluk purbakala yang bisa membahayakan
manusia jika mengamuk dan lepas dari kandangnya. Salah satunya adalah mammoth
atau mamut yang sedang menjadi obsesi pakar genetika Harvard George Church.
Pada 2015, Church dan timnya melaporkan bahwa mereka telah berhasil
menyambungkan DNA Mammuthus primigenius dengan gajah Asia menggunakan CRISPR.
Walaupun ini baru langkah pertama, bukan tidak mungkin bila di masa depan mamut
akan hidup kembali dalam bentuk hibrida jika para peneliti punya cukup banyak
waktu dan banyak kandungan buatan.
4. Punah ketika Bumi ditabrak
asteroid raksasa
Badan-badan antariksa di seluruh
dunia menaruh perhatian besar pada asteroid yang mendekat atau kemungkinan akan
menuju Bumi. Hal ini karena asteroid yang berukuran cukup besar bisa memusnahkan
semua makhluk hidup di Bumi. Sebuah studi yang dilaporkan dalam jurnal
Geophysical Research Letters pada 2017 pernah menganalisis berbagai dampak yang
mungkin terjadi akibat tabrakan asteroid. Britt Scharringhausen, Associate
Professor and Department Chair of Physics and Astronomy di Beloit College,
berkata bahwa asteroid yang lebarnya 10 kilometer akan bergerak dengan
kecepatan 15 kilometer per detik dan tidak akan bisa dihentikan. Jika asteroid
ini menabrak daratan atau lautan, ia dengan segera akan meninggalkan kawah
raksasa dan melemparkan luar biasa banyak batuan ke angkasa. Ketika tabrakan
terjadi, tekanannya saja akan bisa merusak organ dalam tubuh manusia, sementara
anginnya akan menghancurkan gedung-gedung, mobil dan jaringan hidup. Kalaupun
Anda tidak langsung mati karena tabrakan asteroid, atmosfer akan tertutup abu
yang memblokir sinar matahari selama setahun dan Anda akan mati karena
kejatuhan abu panas atau kelaparan.
5. Mati setelah hidup bahagia 1.000
tahun
Pakar biologi Inggris, Aubrey de
Grey, meyakini bahwa manusia pertama yang akan hidup hingga 1.000 tahun sudah
lahir di Bumi. Dia juga meyakini bahwa penuaan harus ditangani sebagai penyakit
karena penuaan memiliki gejala dan bisa dikontrol bila manusia menemukan
pendekatan yang benar. Grey tidak sendirian. Banyak ahli juga berpikiran sama
dan sedang berlomba-lomba mencari cara untuk hidup imortal. Dalam studi
baru-baru ini, misalnya, para peneliti dari Stanford University menemukan bahwa
transfusi darah muda menunjukkan potensi untuk melawan penuaan neurologis pada
tikus. Lalu, ada juga perusahaan biologi Calico milik Google yang bertujuan
untuk “menyelesaikan kematian” dan Human Longevity, Inc. yang menggunakan
algoritma untuk memprediksi risiko kanker dan kondisi genetik lainnya untuk
memperpanjang usia manusia. Dengan adanya otomatisasi dan pendapatan dasar di
masa depan, mungkin manusia nantinya tidak perlu bekerja lagi dan bisa
mengeksplorasi berbagai hobi hingga akhirnya meninggal di usia yang
sangat-sangat tua.
Pada saat ini,
penyebab-penyebab kematian seseorang meliputi penyakit, kecelakaan,
pembunuhan atau sekadar karena tua. Hal ini bisa berubah seiring dengan
adanya perkembangan teknologi yang tidak hanya mengubah bagaimana cara
kita hidup, tetapi juga memunculkan cara-cara baru untuk mati.
Dilansir dari Futurism, 26 Juli 2019; berikut adalah lima cara
futuristik untuk mati di masa depan, menurut prediksi para ahli:
1. Mendidih dari dalam ketika pakaian luar angkasa bocor
Di masa depan manusia mungkin akan bisa berjalan-jalan di luar angkasa
dan melakukan spacewalk seperti sedang snorkeling di Bali. Namun,
hati-hati dengan kebiasaan memakai barang-barang bajakan.
Pasalnya jika pakaian luar angkasa bocor ketika Anda berada di ruang
hampa udara, bisa terjadi dekompresi tiba-tiba. Kalau Anda bernapas pada
momen ini, paru-paru Anda bisa robek.
Baca juga: Pemodelan Mobil Tanpa Sopir Mampu Atasi Kemacetan di Masa
Depan
Lalu kalaupun paru-paru tidak robek, berkurangnya tekanan bisa
menurunkan titik mendidih cairan tubuh Anda.
Dalam kondisi yang disebut ebulisme ini, tubuh Anda mendidih dari dalam.
Cairan di dalam aliran darah dan jaringan tubuh berubah menjadi uap dan
bisa menyebabkan pembengkakan dan memar, atau munculnya gelembung udara
dalam aliran darah yang menghambat darah menuju jantung dan paru-paru.
Kabar baiknya atau buruknya, tergantung dari mana Anda melihatnya,
kekurangan oksigen akan membuat Anda pingsan dalam waktu 15 detik. Lalu,
Anda akan mati dalam waktu satu menit kemudian.
2. Menghilang begitu saja ketika simulasi dimatikan
Filsuf Swedia Nick Bostrom pernah menerbitkan sebuah laporan mengejutkan
yang menduga bahwa kita mungkin sedang hidup dalam sebuah simulasi
canggih yang dibuat oleh orang-orang masa depan. Teorinya didasarkan
pada asumsi bahwa di masa depan, kita akan memiliki komputer super
canggih yang bisa menjalankan simulasi nenek moyang.
Anda mungkin sedang menertawakan teori Bostrom. Namun, seperti
dilaporkan oleh The New Yorker, 10 Oktober 2018, banyak orang, termasuk
orang-orang paling kaya di dunia teknologi, mempercayai teori ini dan
sedang berusaha untuk mencari cara mematikan simulasi ini.
Jika teori Bostrom benar, kita bisa menghilang begitu saja bila
orang-orang paling kaya di dunia ini berhasil menemukan caranya, atau
sang pemilik simulasi menjadi bosan dan memilih untuk mematikan
simulasinya.
Baca juga: Bagaimana Persaingan Manusia dan Robot Mencari Kerja di Masa
Depan?
3. Tertusuk gading mammoth yang dihidupkan kembali
Di masa depan, kebun binatang kita mungkin akan dihuni oleh
makhluk-makhluk purbakala yang bisa membahayakan manusia jika mengamuk
dan lepas dari kandangnya. Salah satunya adalah mammoth atau mamut yang
sedang menjadi obsesi pakar genetika Harvard George Church.
Pada 2015, Church dan timnya melaporkan bahwa mereka telah berhasil
menyambungkan DNA Mammuthus primigenius dengan gajah Asia menggunakan
CRISPR. Walaupun ini baru langkah pertama, bukan tidak mungkin bila di
masa depan mamut akan hidup kembali dalam bentuk hibrida jika para
peneliti punya cukup banyak waktu dan banyak kandungan buatan.
4. Punah ketika Bumi ditabrak asteroid raksasa
Badan-badan antariksa di seluruh dunia menaruh perhatian besar pada
asteroid yang mendekat atau kemungkinan akan menuju Bumi. Hal ini karena
asteroid yang berukuran cukup besar bisa memusnahkan semua makhluk
hidup di Bumi.
Sebuah studi yang dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters
pada 2017 pernah menganalisis berbagai dampak yang mungkin terjadi
akibat tabrakan asteroid.
Baca juga: Tak Akan Ada yang Cacat di Masa Depan, Revolusi Bionik Telah
Datang
Britt Scharringhausen, Associate Professor and Department Chair of
Physics and Astronomy di Beloit College, berkata bahwa asteroid yang
lebarnya 10 kilometer akan bergerak dengan kecepatan 15 kilometer per
detik dan tidak akan bisa dihentikan.
Jika asteroid ini menabrak daratan atau lautan, ia dengan segera akan
meninggalkan kawah raksasa dan melemparkan luar biasa banyak batuan ke
angkasa. Ketika tabrakan terjadi, tekanannya saja akan bisa merusak
organ dalam tubuh manusia, sementara anginnya akan menghancurkan
gedung-gedung, mobil dan jaringan hidup.
Kalaupun Anda tidak langsung mati karena tabrakan asteroid, atmosfer
akan tertutup abu yang memblokir sinar matahari selama setahun dan Anda
akan mati karena kejatuhan abu panas atau kelaparan.
5. Mati setelah hidup bahagia 1.000 tahun
Pakar biologi Inggris, Aubrey de Grey, meyakini bahwa manusia pertama
yang akan hidup hingga 1.000 tahun sudah lahir di Bumi. Dia juga
meyakini bahwa penuaan harus ditangani sebagai penyakit karena penuaan
memiliki gejala dan bisa dikontrol bila manusia menemukan pendekatan
yang benar.
Baca juga: Di Masa Depan, Reparasi Gen Janin Mungkin Tak Lagi Langgar
Etika
Grey tidak sendirian. Banyak ahli juga berpikiran sama dan sedang
berlomba-lomba mencari cara untuk hidup imortal. Dalam studi baru-baru
ini, misalnya, para peneliti dari Stanford University menemukan bahwa
transfusi darah muda menunjukkan potensi untuk melawan penuaan
neurologis pada tikus.
Lalu, ada juga perusahaan biologi Calico milik Google yang bertujuan
untuk “menyelesaikan kematian” dan Human Longevity, Inc. yang
menggunakan algoritma untuk memprediksi risiko kanker dan kondisi
genetik lainnya untuk memperpanjang usia manusia.
Dengan adanya otomatisasi dan pendapatan dasar di masa depan, mungkin
manusia nantinya tidak perlu bekerja lagi dan bisa mengeksplorasi
berbagai hobi hingga akhirnya meninggal di usia yang sangat-sangat tua.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Cara Futuristik untuk Mati di Masa Depan, Menurut Prediksi Para Ahli", https://sains.kompas.com/read/2019/07/30/190800423/5-cara-futuristik-untuk-mati-di-masa-depan-menurut-prediksi-para-ahli?page=all.
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Cara Futuristik untuk Mati di Masa Depan, Menurut Prediksi Para Ahli", https://sains.kompas.com/read/2019/07/30/190800423/5-cara-futuristik-untuk-mati-di-masa-depan-menurut-prediksi-para-ahli?page=all.
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
- Get link
- X
- Other Apps