KONTAK PERKASA FUTURES - Bila muncul sebuah pertanyaan terkait sistem komunikasi nirkabel yang
ada di sebuah smartphone, kita mungkin akan lebih banyak mengingat
WiFi, Bluetooth, dan jaringan seluler. Ketiga sistem itu memang paling
populer dan banyak sekali digunakan. Namun, ada juga satu sistem
komunikasi nirkabel yang ada di smartphone masa kini, yaitu NFC.
NFC Itu Bukan “Barang” Baru
NFC, atau Near Field Communication, bukanlah sebuah barang baru.
Sesuai namanya, sistem ini memungkinkan komunikasi antar perangkat,
secara nirkabel, di area yang terbatas. Sistem ini pertama kali diuji
coba di ponsel tahun 2007 lalu, dan mulai hadir di smartphone sejak
tahun 2010.
Tidak, atau Belum, Sepopuler WiFi dan Bluetooth
Walaupun sudah cukup “berumur”, NFC ini mungkin tidak sepopuler WiFi
dan Bluetooth, bahkan di kalangan pengguna smartphone sekalipun.
Mengapa? Salah satunya adalah karena fungsinya “dirasa” tidak sepenting
WiFi dan Bluetooth, yang mana keduanya umum sekali digunakan
sehari-hari. Namun, benarkah fungsi NFC tidak sebanyak dan sepenting
WiFi dan Bluetooth?
Saat pertama diperkenalkan, NFC ditampilkan sebagai sebuah sistem
yang bisa digunakan untuk membagi informasi kontak atau URL sebuah
situs, dan mengirim file foto atau video. Namun, seiring
perkembangannya, banyak lagi fungsi dari NFC yang lahir. Sayangnya,
karena beberapa hal, orang yang seakan melupakan NFC.
Jadi, melihat hal di atas apakah NFC ini masih butuh disematkan ke smartphone saat ini?
Sekilas Teknologi NFC
Sebelum membahas lebih jauh lagi mengenai hal tersebut, kami akan
lebih dahulu membahas sepintas apa yang ada di balik NFC ini. NFC
sendiri cukup sederhana, dilakukan dengan memanfaatkan frekuensi radio
13.56 MHz, dari jarak di bawah 10 cm. Perangkat NFC sendiri terbagi
dalam dua kelas, yaitu perangkat target dan inisiator. Perangkat target
hanya bisa menyimpan data yang nantinya akan dibaca oleh inisiator,
sementara perangkat inisiator bisa melakukan pembacaan data di perangkat
target, ataupun bertukar data antar perangkat. Contoh perangkat target
adalah NFC tag atau NFC card, sementara perangkat inisiator adalah
smartphone.
Karena strukturnya yang sangat sederhana, NFC tidak menawarkan
kecepatan transfer data yang tinggi. Kecepatan transfer data menggunakan
NFC hanyalah 106 kbps, 212 kbps, atau 424 kbps. Hal ini membuat
transfer data berukuran besar sangatlah kurang nyaman bila dilakukan
melalui NFC. Namun, memang bukan itu tujuan penggunaan NFC ini.
NFC di Smartphone
Agar bisa mendukung NFC, smartphone tentunya harus dibekali dengan
SoC yang mendukung NFC, atau chip tambahan dengan fungsi serupa, serta
dilengkapi oleh antena NFC. Antena ini berfungsi untuk memancarkan
gelombang radio ke dalam sebuah area terbatas. Bila ada perangkat NFC
lain yang masuk ke dalam area ini, komunikasi, baik pasif (dengan
perangkat target) maupun aktif bisa dilakukan.
Sementara, untuk dukungan dari SoC, umumnya perangkat yang dibekali
dengan SoC keluaran baru akan memiliki dukungan untuk NFC ini. Misalnya,
dari lini SoC Qualcomm, SoC keluaran baru dari perusahaan ini, untuk
berbagai kelas, seperti Snapdragon 425, Snapdragon 450, Snapdragon 625,
Snapdragon 653, Snapdragon 820, dan lain sebagainya sudah dilengkapi
dengan dukungan NFC secara “native”.
Melihat kecepatan transfer data yang ditawarkan, yang sangat rendah,
mengapa dukungan untuk NFC ini justru dihadirkan di SoC keluaran baru?
Perkembangan Penggunaan NFC
Seiring perkembangan penggunaan smartphone, penggunaan NFC pun menjadi makin beragam:
Connection bootstrap: NFC bisa digunakan sebagai
perantara untuk melakukan pairing antar perangkat. Misalnya, untuk
transfer data antar smartphone, NFC hanya akan digunakan untuk
pertukaran informasi awal saja, sementara transfer data dilakukan
melalui jalur lain, seperti Bluetooth atau WiFi Direct.
Selain antar smartphone, NFC juga bisa dimanfaatkan untuk membangun koneksi ke perangkat lain, seperti headphone Bluetooth, modul kamera tambahan, atau juga ke NAS.
Contactless payment: sistem yang satu ini makin
populer digunakan di luar negri, dengan memanfaatkan smartphone yang
menggunakan NFC. Pengguna bisa melakukan pembayaran dengan melakukan tap
smartphone ke alat tertentu, dan NFC akan memberikan data yang
dibutuhkan ke alat sehingga pembayaran bisa diproses.
Otomasi berbasis NFC tag: pengguna smartphone bisa
mengatur agar smartphone otomatis melakukan suatu hal ketika smartphone
bertemu dengan NFC tag. NFC tag sendiri adalah perangkat NFC
target/pasif. Pemanfaatan otomasi berbasis NFC tag ini misalnya, ketika
berada di rumah, pengguna bisa menempelkan smartphone ke NFC tag untuk
mengubah smartphone ke mode silent secara otomatis.
Multiplayer online game: NFC bisa dimanfaatkan untuk menghubungkan beberapa pemain game online ke suatu room dengan cepat.
Akses informasi di smart card: fungsi lain dari NFC
yang belakangan ini makin banyak digunakan adalah akses informasi dari
smart card. Banyak sekali kartu yang dilengkapi dengan NFC yang umum
digunakan di Indonesia, seperti kartu e-toll, e-money, eKTP, dan
lain-lain. Memang, kartu-kartu ini tidak menyimpan info secara langsung
di dalamnya. Namun, dengan NFC, kode di dalam kartu bisa dibaca dan
informasi terkait dengan kartu itu bisa diambil dari Internet. Hal
inilah yang membuat NFC seharusnya akan makin dibutuhkan di Indonesia.
1 Oktober: NFC Makin Penting di Indonesia!
Apa yang akan terjadi tanggal 1 Oktober, sehingga NFC kami sebut
makin penting di Indonesia? Bila Anda mengikuti berita beberapa waktu
terakhir ini, pemerintah sudah memutuskan bahwa mulai 1 Oktober, secara
bertahap, transaksi di gerbang tol seluruhnya harus dilakukan secara
digital. Hal ini berarti kartu e-toll/e-money akan makin diandalkan.
Lalu, apa kaitannya dengan smartphone?
Seperti yang kami sebutkan di bagian sebelumnya, salah satu kegunaan
NFC adalah untuk akses informasi di smart card, termasuk kartu
e-toll/e-money. Salah satu kesulitan yang akan banyak dihadapi adalah
pengguna kartu mungkin saja lupa berapa saldo yang ada di kartu
tersebut. Atau, untuk pengguna yang punya lebih dari satu kartu, mungkin
bingung mana kartu yang masih punya saldo yang cukup untuk digunakan.
Memanfaatkan NFC dan aplikasi di smartphone, kita bisa memeriksa berapa
saldo yang ada di kartu e-toll/e-money dengan mudah. Selain itu, untuk
beberapa bank tertentu, pengguna juga bisa saja melakukan isi ulang
kartu e-money/e-toll dengan memanfaatkan aplikasi online banking bank
tersebut. Mungkin terkesan sepele, tapi ini bisa membantu sekali.
Selain memeriksa saldo di dalam kartu e-money, beberapa bank sudah
memungkinkan isi ulang kartu melalui smartphone yang dilengkapi dengan
NFC.
Selain kartu e-toll/e-money, NFC juga bisa “membaca” informasi dari
eKTP. Hal ini bisa dimanfaatkan, misalnya untuk mengetahui apakah KTP
yang diberikan oleh seseorang asli atau palsu, dengan mencocokkan data
di KTP dengan data yang didapatkan secara online dari hasil pembacaan
NFC di dalam eKTP. Ke depan, smart card seperti ini tentunya akan makin
banyak, dan seharusnya peranan NFC untuk pembacaan kartu seperti ini
akan makin penting. Oleh karena itu, walaupun fungsi yang ditawarkan
tidaklah terlalu “hebat”, produsen SoC tetap menghadirkan NFC sebagai
fitur di SoC mereka, dan produsen smartphone pun menawarkan NFC di
produk mereka.