Dollar Menguat vs Rival, Tingkat Uang China, Fokus the Fed

Reuters (28/10) – Mata uang dollar memperbaiki penurunannya dalam perdagangan Asia dihari Senin, menguat terhadap mata uang utama lainnya menjelang pertemuan pengaturan kebijakan the Fed A.S yang mengikuti sebuah pekan uji coba yang melihatnya merosot menuju dua tahun terendah terhadap euro.

Para ekonom dan partisipan market secara luas memperkirakan para anggota FOMC untuk bertahan menguat pada pembelian asset bulan depan ketika pertemuan nanti dihari Selasa dan Rabu, sebagian besar memperkirakan bahwa bank sentral akan menunda pengurangan stimulusnya hingga paling lambat Maret tahun depan.

Para investor juga akan mewaspadai tingkat jangka pendek China, setelah pelonjakan pekan lalu ke level tertingginya sejak krisis pinjaman dibulan Juni.

Sementara mata uang euro hampir diperdagangkan datar dilevel $1.3805, setelah naik setinggi level $1.3832 dihari Jumat pekan lalu, yang tertinggi sejak November 2011, berdasarkan data dari Reuters.
Sedangkan mata uang euro tetap mengapung meski terdapat pelemahan data sentiment Ifo Jerman dihari Jumat, yang memperlihatkan sebuah penurunan yang diluar dugaan untuk pertama kalinya sejak enam bulan terakhir.

Para spekulator mata uang telah mengurangi taruhannya terhadap dollar ke level terendahnya sejak Februari dalam pekan yang berakhir tanggal 1 Oktober, berdasarkan data dari Commodity Futures Trading Commission yang dirilis pada hari Jumat pekan lalu.

Sedangkan terhadap sejumlah mata uang lainnnya, dollar berada sedikit lebih tinggi dilevel 79.216, namun masih tidak jauh dari hampir mendekati Sembilan bulan terendah dilevel 78.998 yang tersentuh dihari Jumat.

Dollar bertambah sekitar 0.2% terhadap yen dilevel 97.55 yen, menjauh dari dua pekan terendah dilevel 96.92 yen jumat yang lalu.

Mata uang tersebut masih mengalami support terhadap yen pada pandangan bahwa perbedaan yield diantara obligasi pemerintahan Jepang dan treasury A.S akan berlangsung lama, seiring gerakan akhir dari the Fed dalam mengurangi stimulusnya sementara BOJ mempertahankan sikap yang sangat mudah.

Sementara itu BOJ secara luas memperkirakan untuk mempertahankan stimulus kebijakan moneternya pada pertemuannya dihari Rabu dan Kamis, guna mencapai target inflasi sebesar 2% dalam waktu dua tahun.

BOJ juga akan nerilis perkiraan ekonomi jangka panjang terbarunya dihari Kamis, berdasarkan sumber yang dekat dengan bank sentral mengatakan kepada pihak Reuters bahwa memperkirakan revisi naik pertumbuhan ekonomi untuk tahun fiskal yang dimulai April 2014 ke kisaran 1.5% dari level terkini sebesar 1.3%.(tito)

http://www.reuters.com/article/2013/10/28/us-markets-forex-idUSBRE99N0KR20131028