Data China, spekulasi stimulus juga paksa Wall Street turun

KPF Bandung China Flag
New York, Bloomberg  (23/05) – Saham-saham AS melemah mengikuti kontraksi manufaktur di China yang mengimbangi data perumahan Amerika dan investor masih menimbang mengenai komentar-kometar Federal Reserve terhadap stimulus moneter.

Index S & P 500 turun 0,3 persen di 1,650.51 pada perdagangan New York, setelah jatuh sebanyak 1,2 persen di hari sebelumnya. Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 12,67 poin, atau 0,1 persen, ke posisi 15,294.50.

Kemarin, bursa saham AS jatuh setelah Ketua the Fed  mengatakan bahwa aliran pembelian aset dapat dikurangi 'di beberapa pertemuan berikutnya' jika kondisi ekonomi membaik. Presiden the Fed Bank of St Louis, James Bullard mengatakan di London dia masih pro terhadap laju pembelian obligasi saat ini untuk merangsang ekonomi.

Di China, pembacaan awal untuk data PMI muncul di 49,6 pada bulan Mei, menurut data yang dirilis oleh HSBC Holdings Plc dan Markit Economics. Angka itu berada di bawah perkiraan rata-rata ekonom untuk pembacaan 50,4 dan dibandingkan dengan 50,4 pada akhir bulan April lalu. Di bawah 50 adalah sinyal kontraksi.

Saham-saham global merosot karena imbal hasil obligasi naik dan mendorong indeks Topix Jepang anjlok 6,9 persen, terbesar sejak setelah tsunami dan bencana nuklir bulan Maret 2011. Indeks Stoxx Europe 600 turun 2,1 persen.

Ekuitas AS perkecil penurunan setelah data menunjukkan pembangun rumah baru yang terjual di AS melebihi proyeksi pada bulan April. Sebuah laporan terpisah juga menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran turun selama pekan lalu,sinyal bahwa pasar kerja masih mempertahankan kenaikannya belakangan ini. (brc)