- Get link
- X
- Other Apps
- Get link
- X
- Other Apps
New York, Bloomberg (16/04) – Saham AS reli, dengan indeks Standard
& Poor 500 rebound dari penurunan terbesarnya sejak November lalu
setelah housing starts dan pendapatan dari Coca-Cola Co hingga Johnson
& Johnson melampaui perkiraan.
Index S & P 500 naik 1,4 persen di 1,574.50 di New York, untuk kenaikan terbesar sejak 2 Januari. Indeks ekuitas tersebut jatuh 2,3 persen kemarin, terbesar sejak 7 November setelah ekonomi China tumbuh lebih lambat dari perkiraan dan merosotnya emas membebani saham komoditas. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 157,58 poin, atau 1,1 persen, ke 14,756.78. Sekitar 6,4 miliar saham yang diperdagangkan di bursa AS, sejalan dengan rata-rata tiga bulan.
Index S & P 500 naik 1,4 persen di 1,574.50 di New York, untuk kenaikan terbesar sejak 2 Januari. Indeks ekuitas tersebut jatuh 2,3 persen kemarin, terbesar sejak 7 November setelah ekonomi China tumbuh lebih lambat dari perkiraan dan merosotnya emas membebani saham komoditas. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 157,58 poin, atau 1,1 persen, ke 14,756.78. Sekitar 6,4 miliar saham yang diperdagangkan di bursa AS, sejalan dengan rata-rata tiga bulan.
Konstruksi rumah baru di AS melonjak lebih dari perkiraan pada bulan Maret setelah proyek multifamily naik ke level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun, menurut angka Departemen Perdagangan. Data terpisah menunjukkan biaya hidup menurun pada bulan Maret untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir karena lebih murahnya bensin dan pakaian. Produksi pabrik secara tak terduga turun, menambah tanda-tanda terbaru bahwa manufaktur mulai mendingin.
Dana Moneter Internasional memangkas proyeksi pertumbuhan global dan mendesak para pembuat kebijakan Eropa untuk menggunakan kebijakan moneter 'agresif' setelah dua tahun mengalami kontraksi membuat pemulihan di kawasan euro tertinggal dibandingkan negara seluruh dunia lainnya saat ini. Ekonomi global akan terekspansi 3,3 persen tahun ini, kurang dari perkiraan 3,5 persen pada Januari, kata IMF yang berbasis di Washington, memangkas prediksi untuk tahun ini untuk keempat kalinya berturut-turut. (brc)
- Get link
- X
- Other Apps